Kau memandang laut
matamu perlahan-lahan
singgah ke batu silam
bagaikan seekor hewan
terperangkap dalam lumpur
sekian lama dalam urutan waktu.
Air mulai surut, keindahanmu
mulai menghias laman
sebuah foto.
Jalan ini tak terusik.
Di pintu gerbang tak ada
lagi orang akan bertanya
sekalipun kau masih tetap
mengundang ke mari.
Batu di laut ini seperti tugu
tiap mata lalu pasti melirik
dan meresap. Kini ia terhimpit
di celah-celah kilang dan
langit siang dan terperosok
ke dalam malam.
Kau, di situ sebelum merdeka
ketika menjelang malam kembang
api, kau masih berendam sendiri
menunggu esok belum pasti.
Sandakan
23 Ogos 2013
No comments:
Post a Comment