Thursday 7 April 2011

Mesapol, Sapa Dan Salam, Puisi Buat Juriati Bakri


Dari pagi nenek tua menatap rumpun bambu, pohon cempedak, limau kapas
salam pada langit biru kerana mengusir awan mendung menjauh ke pedalaman
menarik nafas panjang mengendur perlahan dan terasa segar
kilat matanya pada pepohonan hijau, jalan ke bukit, semak-semak pohon getah
alam merelakan nenek tua sibuk-sibuk mendandan, menghias halaman.
'burung punai bertenggeklah di ranting itu biar nanti tamu nenek bisa melihat.
monyet bergayutlah dari pohon ke pohon, di sini selamat tak ada pemburu bersenapang.
bau hutan di waktu pagi, minyak wangi dan odor yang menyenangkan
usah bersedih pohon bambangan kalau kau tak berbuah, nenek maafkan.
wah, rumpun bambu, engkau masih sihat, sayur rebung gulai santan.'
matahari tersenyum mengenyit mata pada nenek
di anak tangga nenek berdiri puas, katanya perlahan,
alhamdulillah sambil mendongak ke langit.
ketika angin diam-diam melintas, mengusik tin-tin kosong
mencipta keramaian, kesunyian pada nenek tua terhibur
sepi lebur dalam danau sekilas.
kini masa berangkat ke bukit, biar awal menunggu dari ditunggu
di bawah pohon cempedak nenek tua menanti
matanya memandang ke bawah bukit menunggu tamu tiba.
rasa sabarnya telah kebal, alampun mengenal
sekejap-sekejap ia melihat ke arah rumah lama di kaki bukit,
semuanya siap berdandan dan berhias, tinggal menunggu tamu tiba.
nenek tua duduk, berdiri, berjalan, matahari pun kasihan,
sambil menulis-nulis di tanah pasir dengan ranting kayu kering
huruf-huruf abjad, cuba-cuba menulis namanya.
tamu masih belum datang, sabar kata angin melintas nanti kubawa khabar
embun telah lama kering matahari duduk di pundak nenek mengulang kata
ia tak mungkir janji, ia tak mungkir janji, nenek menuruni jalan pulang.
sunyi terusik sesekali tin-tin kosong bergegar ketika angin mencela
sabar kalian, tamu nenek pasti datang, dari jauh kereta datang mendekat
perlahan, mencari-cari pohon cempadak, janji penungguan itu.
sebentar nanti alam menjadi saksi, sepi hinggap pada nenek tua.
'nenek, nenek, nenek...' suara itu mendekat, nenek tua bangkit membalas
nenek fikir kau tak datang ti.... alam pun meramaikan. mereka berpelukan.
tadi ketika cucunya ke rumah lama, coret-coret nenek dengan ranting kayu
masih di situ dekat pohon cempedak.

6 April 2011

No comments:

Post a Comment