Sunday 20 April 2014

Orang Tua Di Tanah Asing (Suasana)

Dia telah menemui kata-kata dan kalimatnya
di sebuah dinding gua silam jauh di luar kota
tapi ia melupai mengapa ia harus menulisnya
lalu meninggalkannya puluhan tahun.

Gema suaranya telah hilang dalam kepul udara
jauh sebelum ia teringat akan kembali ke sini
ternyata segalanya telah berubah, bukit-bukit
sukma itu telah diratakan.

Menurut orang yang melihat dan mengenalnya
ia telah berpergian dari kampung halamannya
sejak desanya masih sunyi dan sepi dari keriuhan
kota. Tapi kini, bandar raya ini telah menelan
desa-desa di sekelilingnya  lalu berubah menjadi
lorong-lorong gelap.

Di suatu kota yang jauh dari tanah air
ia berdiri, usia telah menjeratnya dalam diam
keinginan kembali ke desanya meredup
suatu hari ia berpapasan denga sekumpulan
pemuda berbahasa Melayu di tanah asing
kepala tenggoraknya seperti dicatuk kerana
puluhan tahun ia tak mendengar bahasa itu.
Wajahnya tersenyum kerana ia masih dapat
memahami bahasa ini, sekalipun ia telah
merangkak ke hujung senja.

Di jalan pulang di tanah asing
ia memandang laut siang dan akhir musim
Tengkujuh. Lalu berkata kepada dirinya sendiri,
'Ya, kau telah jauh berjalan dan belum pulang.'




No comments:

Post a Comment