Wednesday 11 April 2012

Biar Sesaat (Perempuan)

Berilah aku biar sesaat merenungkan pardah sebuah malam
mengingatimu anugerah Tuhan yang paling indah.

Demi waktu engkaulah jannat yang kuraih
ketika sendiri kumengenangmu dalam doa
seribu janji jadi sempurna aku masih memanggil namamu
kedamaian hanya pada riba seorang ibu.

Dalam ketenangan, kau, Scheherezade, bercerita
rupanya, keangkuhan dan kezaliman pun hanggus
pada kasih yang terpencar dari mata yang redup
seribu satu malam, kemenangan yang tulus.

Pada ribut dan tofan, bencana dan tipu muslihat
kau menelusuri malam-malam pertarungan
sekalipun begitu, Ulysess, menemukan Penolope
dalam taman musim semi itaat seorang isteri.

Aduhai, bagaimana aku bisa terhibur
memperjudikan sebuah hati, Draupadi
sehasta demi sehasta kain sarinya lurut
tapi kejahatan itu tak berputik, kegilaan sang suami.

Namamu, Khadijah,  rembulan pengorbanan
menyebutkan namamu, lambang mahkota
jati seorang wanita soleh
kegenapan cinta qudus dari kesempurnaan.

Dalam kerinduan itu, kejuitaanmu saksi zaman
memang kita selalu mengharapkan yang terbaik
padamu, Aisha, yang menambat jiwa Muhammad
perutusan kasih dan keindahan rembulan.

Honiara
11 April 2012


*Antologi Puisi "Zikir Cenderawasih, oleh Haji Bung Johar, Sabahuddin Senin dan Haji Domeng, Borneo Top Publishing House, 2014.

No comments:

Post a Comment