Sunday 29 April 2012

Puisi Buat Tercinta* (Cinta)(Suasana)

Siapakah mengetuk pintu di malam tenang
tiap ketukan mengumpan ingatan
kekasih telah pergi, ia mencium dahimu
sambil berkata, "sabarlah."
semalam di tanah gemburmu disemai benih
demi seratus tahun mendatang.

Aku bukan kelapa hanyut
terdampar di pantai pasir putih
dan tumbuh jadi  pepohonan kelapa
bukan pula hiasan foto dan buku tebal yang mahal.
Hamparan bumimu sutera tenun yang terindah
dari masa silam mereka telah mengirim ekspedisi
sambil merenjis air suci, diajar duduk melutut berdoa.

Tenang-tenang lautan teduh
Kinabalu, kutambat cinta di puncak
keindahanmu, bunga di halaman
katamu, "Genang air di tasik mengalir belum musimnya.
jawabku,"Sabarlah. kau adalah hadiah dari Tuhan."

Kini kau sendiri menganyam tikar pandana
sesekali matamu memandang jauh ke Gunung Austin dan cakrewala.
"Aku telah aman di sini, mereka tak akan dapat mendarahi hati seekor kijang."
"mereka membuat unggun api dan mencarimu sebagai mangsanya
"mereka  berjenaka sesamanya sedang malam turun."

Kuceritakan kepadamu
di pinggir jalan kutemui seorang teman
katanya,"kita bertamu tanpa hidangan, muka  manis dimakan gerhana."
kujabat tangan pemuda Kwaiao lalu berkata,
"engkau masih saudaraku, laramu adalah dukaku."

Nilamku,
selaksa kata yang terhambur
tak akan menjadi sebuah doa tanpa ruh qudus.
lalu kubisikan lagi ke telingamu
"engkau adalah hadiah dari Tuhan
kini telah pandai berdoa dan bermimpi benar!"

Canberra
28 April 2012

No comments:

Post a Comment