Thursday 30 October 2014

Membakut, Desa-desamu Tetap Berdiri Kukuh* (UB)(Suasana)(Terbit)

Hari telah menjelang malam
Riak-riak air di desamu masih
Perlahan mengalir tak bertembuk
Anak tanggamu masih tenggelam.

Pohon pisang di halaman rumah
Menyerah pada panggilan air
Langit kelabu menggurung mimpi
Matamu mencari tanah lahan tinggi.

Suaramu hanyut dan tersedut ke laut
Makin menjauh dari tanah daratan
Paru-parumu sarat digenangi air
Tapi, demi hidup kau tak ingin dikalahkan.

Kau memandang langit menanyakan
Bila matari akan muncul di bumbung samawi
Kami adalah burung-burung bertebaran
Yang kebasahan menunggu kepaknya kering.

Di desa-desa, kau bertahan mengharung banjir
Sukmamu telah kebal dan akarnya
Telah menjunam ke tanah peribumi
Dan doamu telah berpaut pada dahan samawi.

*Tersiar Di Utusan Borneo November 2014






No comments:

Post a Comment