Katamu pada suami, 'Bang, aku takut pada laut.'
pada malam itu ada rahsia belum sempat dibisikan
bot telah berlepas nafas gelombang membuka rahangnya
kau telah meninggalkan pelabuhan sukmamu terseret.
Tiap detik adalah pertarungan dengan maut tanpa sembunyi
Kepulaua Canary di waktu malam hanya setitik tenggelam timbul
Laut Mediteranean dari masa silam mitos Homer masih bergolak
pengungsi malam yang terbuang di Pulau Manus dan Nauru.
Di Laut Selat Melaka kalian berhanyut kehilangan arah
Sempadan telah dilangkahi keberanian ini tak ada jalan pulang
pengorbanan masih didambakan ketika datang perubahan iklim
sukmamu merdeka meskipun pertarungan telah dipersiapkan buatmu.
Ketika jeraji didirikan dan pintu masuk telah ditutup
kalian tetap bertekad mendaki gunung dan mengharung laut
membenarkan ceritamu dan kezaliman di tanah leluhur
di tanah bersahabat menyambutmu dan membaca mata sukmamu.
This collection of poetry is the work of Sabahuddin Senin. All the poems are copyright of the poet. Any publication must get permission from the poet. Most of the poems are written in the Malay language. Sabahuddin Senin is a writer from East Malaysia, Sabah.He studied at the Universiti Sains Malaysia, Penang, NIDA, University New South Wales and the Australian National University, Canberra. He spends most of his time in Malaysia, Australia and Solomon Islands. 13th April, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment