Monday 17 November 2014

Rohingya, Bersuara Dan Melangkah* (Boat People)

Mereka telah memburumu dari segala penjuru
tanah di bawah tapak kakimu terlalu kecil
mencari tanah persembunyian.
Degup nafasmu terlalu keras dan cepat
sampai terkesan di telinga Petualang Malam.

Malam panjang telah turun di tanah Rohingya
kegelapan seakan tak ingin melepaskan
tempurung kepalamu
Matamu memandang langit
mencari purnama yang terbakar dan hanggus.

Di tebing kecil ini seorang ibu melepaskan
anak sulungmu dengan sayap-sayap doa
bertarung dengan gelombang
angin monsun dan angin baliung.
Ia, seorang ibu yang mengubati
rindunya dalam mimpi yang tak menetas.

Dari lautan anak sulung
terdampar ke tanah lumpur
ke hutan penyeludup ke tanah seberang.
Tiap petang
seorang ibu mendatangi tebing kecil
memandang laut luas
membual pada langit selatan
semoga ada arus menyampaikan anaknya
ke tanah benar dan kasih.

Laut Bengala dan Selat Melaka
seperti menyulam mimpi Rohingya
di tanah sempadan ini
suaramu mengetuk gendang telinga.
Kalau ia tak melihatmu, Rohingya
tapi, lihatlah tidurnya mulai gelisah.

*Dikirimkan ke Utusan Borneo 24 Mei 2015





No comments:

Post a Comment