Thursday 6 November 2014

Kepada Penyair Yang Telah Berpulang Buat R. Hamzah Dua Dan Jair Sulai*(dedikasi)

Aku melihat langit malam
bintang-bintang bertaburan
sekalipun aku di bumi
memang aku masih terasa
kehadiranmu.

Segaja aku memilih bintang
yang berkilau terang di angkasa raya.
Yang ini adalah penyair
dan itu adalah sahabat kedua.

Mataku setengah terpejam
meraba-raba langitmu
seakan aku dapat mengutip
satu dua dan tiga butir bintang
lalu menjelma menjadi batu
tangga naik ke atas.

Malam itu doa-doa telah terkabul
kuhirup udara rindu dan mulai
melangkah naik seakan angin malam
menolakku ke atas, dan terasa
ringan.

Ya Rabbi, kalau saja aku punya sayap
sayap pun tumbuh pada kedua bahu
aku melayang jauh ke cakerawala
melihat purnama penuh seperti
batu nilam

Kuucap salam mengenangkan kalian
terasa langitmu berlenggang lembut
butir-butir bintang bertukar wajah
huruf-huruf yang bertaburan lalu
perlahan-lahan berkumpul dan bercerai
lalu membentuk sajak-sajak di atas kanvas
aku pun membacanya dalam kerinduan.

Aku dan kalian adalah segenggam tanah
dari sukmamu telah bercambah benih itu
menjadi sebatang pohon kemudian hutan jati,
sungai, gunung dan laut yang terus mengalir
menjadi sumber inspirasi yang gemilang
ketika musim kemarau, langit menurunkan
hujan agar bumi selalu tak ketandusan.


* dikirimkan ke Majalah Wadah 2 March 2015
* dikirimkan ke Utusan Borneo Jan 2015


No comments:

Post a Comment