Ketika mereka melenyapkan rembulan
dan menembok matari di langit
kita tak berhenti menanam pohon-pohon
memori di tebing-tebing sungai yang
melempah.
Datanglah sebagai bah, kau hanya dapat
bergenang kemudian kau hanyut sebagai
pasir ke muara.
Di tanah peribumi, kau terus melangkarkan
langitmu dan aku memopok benih-benih
huruf, seluruh hutan jati dan di dinding sukma
kau menulis dan menconteng grafiti dari
ketulusan dan kekayaan impianmu.
Kota Kinabalu
30 Januari 2014
*Antologi Puisi Mengenang R Hamzah Dua, DiselanggarakanAzridah PS Abadi & Yatie Klatie, Perwila, 2014.
No comments:
Post a Comment