Wednesday 22 January 2014

Banjir, Banjir*(UB) (Suasana)(Terbit)

Aku melafazkan doa tulus
ketika jelapang langit mengalir
turun, laju arusnya
membongkar tanah kau berpijak

Langit masih belum
bertukar wajah
seakan kau berdiri di
bendang air mencari daratan

Suaramu masih bergema
dingin malam selimutmu
bunga teratai hanyut
akar pohon yang tak dapat
bertahan tumbang

Jika puisi bisa mententeramkanmu
paling tidak kebimbanganmu redah
sekalipun hujan masih turun.

Suara kasih-sayang ini
seperti bumbung dan atap
di musim banjir
Kau tak akan sendiri
di tebing tinggi aku
menarikmu ke atas.

Kota kinabalu
23 Januari 2014

*Tersiar Di Utusan Borneo 26 Januari 2014

No comments:

Post a Comment