This collection of poetry is the work of Sabahuddin Senin. All the poems are copyright of the poet. Any publication must get permission from the poet. Most of the poems are written in the Malay language. Sabahuddin Senin is a writer from East Malaysia, Sabah.He studied at the Universiti Sains Malaysia, Penang, NIDA, University New South Wales and the Australian National University, Canberra. He spends most of his time in Malaysia, Australia and Solomon Islands. 13th April, 2011
Friday, 10 August 2012
Menghitung hari di Pusat Penahanan (Boat People)
menghitung hari
dalam sebuah kamar terasing
duduk melihat urat tangannya.
degup jantung
perlahan dan melemah
matanya kehilangan cahaya.
dunia terperosok
di bawah tapak kaki
berulang-ulang
ia menghitung
dari satu ke seribu
seperti menghitung
bintang di langit malam
berhenti
diam.
sesekali
telinganya menangkap
gurau senda
tapi, ia tak bereaksi.
matanya
masih lekat
melihat urat
tangannya
berakhir pada
degup jantung.
hawa
di luar panas.
ramai
adalah jumlah angka.
suara itu makin menjauh
dan ia mulai tak mengenalnya.
sebuah titik
adalah perhentian terakhir
urat ini
titiknya di jantung.
hening
kau terus memanggil
aku tak menjawab.
menghitung hari
dalam sebuah kamar terasing
duduk melihat urat tangannya.
mentari turun
menjadi gumpalan cahaya
menyerap ke dalam
urat sampai ke jantungnya.
Honiara
11 Ogos, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment