Friday 10 June 2011

Masapol, Nenek Pulang Kampung (Mama)

Kerisik kaki nenek tua menuruni jalan bukit
langit menitis doa, tabik burung terbang melintas
di sini, wajahnya tersenyum lagi, salam pada pohon getah,
nenek pulang kampung, sabar alam menunggu.

'Assalamualaikum,' kata nenek membuka pintu
air masih dalam tempayan, minyak kerosen di penjuru
nenek pulang kampung, sekarang bukan musim buah
langit malam masih mengirim mimpi.

Air melimpah, hujan turun sebagai kekasih
kerinduan bukit dan lambaian pohon bambu
air paya bergenang sampai ke pinggang
gelegar jambatan bambu telah hanyut
tapi nenek pulang kampung, hatinya puas.

Tanah sejengkal, satu musim buah berlalu
ia terpegun cengkerama orang kota
selama itu tidurnya tak pernah mekar bunga
kini nenek pulang kampung, tumis pakis ikan kering
semalam hujan lagi, rahmat tujuh tempayan penuh.

Canberra
11 Jun 2011

No comments:

Post a Comment