Wednesday 1 June 2011

Bercanda* (Puisi)(Metamorposis)

Suatu malam penyair bercanda tentang
perkasanya alam raya dan orbit yang jauh
titian huruf-hurufnya bintang bertaburan
kerana ia ingat debu kakinya masih hinggap sampai ke lemak betis.

Dengarlah dingin air terjun, itu suara hatinya, mengalir
siapakah di kolam itu bermain air dan riang suka
sesekali air terpercik mata, pedih seronok
aduhai maksyuk, pesanmu kudengar si rimba jati
mengapa harus berlaku kejam pada burung si rajawali
apa lagi pada tegar gunung langit jelapang biru.

Maafkan sepasang mata, kau terpaksa melihat belerang perang
di meja perundingan, telah lama kedamaian itu menjauh ke bintang pleiades
ke mana kita setelah ini, siapa pun tak ingin mengambil tau
tiap objek pada tempatnya, penyair masih berdiri di paksi ini
kata-kata kehilangan makna, tapi mereka masih membodohi massa.

Berikan penyair sesaat tak akan  ia lepaskan pergi
tanpa berkata memang aku cinta padamu, oh hidup
sekurangnya penyair puas, ya Rabbi!

Canberra
2 Jun 2011

No comments:

Post a Comment