Tuesday 7 June 2011

Melihatnya (Ketuhanan)

Kau ingin mencari jannat?
sebenarnya, memang ada
di dalam rumahmu. Di situ
pun, puas meraihnya seperti
mata air tak akan pernah
berhenti. Ketika hujan turun,
air naik, cahaya rembulan
penuh. Para malaikat senyum
memberi salam. Sapa manis
dan kasihmu, baja pada doa
yang mengalir.

Sekarang kamar ini kosong,
cahaya itu pun ikut menjauh
di lantai ini, ia pernah bersujud
lama menyentuh langit samawi
rongga nafas melafazkan doa.

Dinding-dinding ini jadi saksi
pada kata kalimat bagai taman
bunga mawar mewangi. Hanya
melihatnya di situ, satu kepuasan
pada sebuah hari.

Aduhai, setiap malam tidurmu
sudah tak lelap, kau pun kehilangan,
kerinduan itu telah membuka pintu
perih. Kunci telah ia pulangkan,
perjalanan telah pun mula tak
mungkin dikendurkan, apa lagi
berpatah balik dan menukar haluan.

Ya Rabbi, mereka terasa tak
ada damai, rembulan pun tau
kelangsungan kata itu telah
membuka mata yang menunduk.

Canberra
7 Jun 2011

1 comment:

  1. aku kembali ke ruang pengap
    memamah enak sengsara
    lazat menghadam duka
    airmata tidak jatuh ke pipi
    tapi terjun ke dalam hati.

    ReplyDelete