Thursday 11 September 2014

Panah Langit*(ITBM)

Aku tau satu hari
panah itu turun dari langit
menjunam ke dalam sukma
seperti duri bunga ros

Kekadang ada rasa ingin mengutip
hamparan bintang di langit
tapi itu tak mungkin
akhirnya menatap dari jauh.

Perlukah aku
meratap seperti anak kecil
Soalnya kau telah jauh berjalan
matari tak merubah langkah kaki.

Aduh, memang siksa
kebenaran dinding yang terconteng
akhir dalam terpaksa kau akan
menutup pintu dan jalan ke halaman
akan terbiar,
lalang tumbuh menutup jalan.

Kau tak menghitung
malam telah meluncur
degup nadimu berpesan
bangunlah hari telah siang
tamumu akan datang
Lalu mengapa menyorok
mukamu di sebalik tirai.

Jawabku, ubi telah
menjadi kayu
kau pun tak selalu
menjenguk di kebunmu.

Salam, balasmu
di pelabuhan
memandang
benua selatan.

*ITBM Jun 2015




No comments:

Post a Comment