Thursday 15 December 2011

Tenanglah, Pulau Christmas (Boat People)

Mata suaminya memandang laut lepas
tunduk, perlahan mendongak wajah ke langit dan menarik nafas.

Sayang, tiada jalan pulang. langkahmu ke dalam kapal
barangkali langkah kita yang terakhir.

Pecah ombak berdebur berulang-ulang
di malam penentuan.

Ketenangan dan manis kata malam pengantin
penghibur di malam petualang.
Anak perampuan menggenggam tangan ibu
bagai tak ingin melepaskannya.

Senja luluh di telapak hati
pertarungan pun siap menuntut korban.

Diciumnya dahi isterinya
dirangkulnya anak perampuan
tiada lagi kata-kata buaian
langit  menyimpan rahsia esok.

Sepi. Barangkali  malam menelur harapan
menghadang laut ke benua baru.

Manisku, Tak jauh lagi kita mendekati pantai
lihatlah,  kelip cahaya Pulau Christmas
mereka masih berendam dalam mimpi
tidur anak, tenanglah jiwa.

Lenggang kapal melucur jauh
lenggang doa tali yang tersimpul.

Di lereng bukit Pulau Christmas
ia berdiri,
anak perampuan disampingnya
memandang pada batu-batu karang
hempas ombak datang bergulung-gulung.
Malam pelarian, lucur waktu
maut datang berkepak.

Janda manis berbisik sendiri
memang kau suami yang baik, aku kehilanganmu.
Amanlah kau di sana.

Honiara
15 Disember 2011

No comments:

Post a Comment