Thursday 7 February 2013

Kemenangankah ini? (Puisi)(Metamorposis)(ITBM)

Bagaimana harus aku menerangkan kepadamu
bukan semuanya dilihat, dirasakan dan fikirkan
dinilai RM. Bagaimana aku nak membetulkan
percakapan ini supaya nanti tidak menjadi per-
tengkaran sezaman. Setiap kali aku membetulkanmu,
suaramu meninggi langit, dan kemarahanmu bagai
samudera yang tak akan redah. Ketika aku bicara
langit rohani, kau mendulang dunia seakan
percakapan itu tak ada titik pertemuan. Kalau aku
diam bukan kerana aku mengiakan kalimat-kalimatmu.
Kau mempunyai hak dan aku patut menghormatimu.
Aku samasekali tidak takut apalagi membenarkan
yang bukan hak dan amanat. Pengorbanan memang
berat kepada yang tak pernah berkorban dalam
kehidupan. Terasa pintu kebaikan menjadi kecil
dan payah. Ketika aku memberi pengertian kemanisan
hidup bukan dinilai pada penglihatan kebendaan. Aku
ingin ia berhenti. Berkata kasar dan keras. Inikah
yang dikatakan perbualan. Bila tak ada kesefahaman,
pergilah ia  tanpa ada jalan pulang. Kedamaian telah
tercabut dari tanah gembur. Bahasa cinta dan kasih-
sayang telah berubah. Menjadi sulit untuk difahami
dan berputar-belit. Akhirnya, kebenaran, menjadi
malam tanpa rembulan dan bintang-bintang gemerlapan.
Nafasnya bahang api dari gunung yang akan meledak
bara belerang dan kabus jerebu ke dataran hijau. Ia
pun berselindung disebalik kata-kata dan kalimat
tersusun rapi. Salam yang terucap dibalas dengan maki
hamun dan fitnah. Mereka mendambakan kedamaian
tapi tiap langkah dan ucapnya persiapan kepada peperangan.
Perlambangannya bukan keberanian tapi adalah hasutan
dan tipu-muslihat. Aku bukan tak ada tenaga mengawasi
permainanmu. Tapi makin kufikir, sebenarnya makin
jauh dari  keakraban dan persaudaaraan. Kau makin
tak peduli tentang apa yang akan terjadi. Sekalipun
perut bumi ini terburai, kau peduli apa! Asalkan mimpi
malam ngigau itu datang sekalipun sekilas. Kau merasa itu
kemenangan yang patut dipertarungkan. Pengorbanan
ini hanya sebuah pertunjukkan dan luaran. Memang
langit telah meletakkan harapan. Harapan itu adalah
kebenaran untuk warga manusia, kemenangan kedua
kalinya. Sekalipun mereka ingin mendiamkan dan
menimbusnya, sekali dalam ribuan abad.

Kota Kinabalu
8 Februari 2013
*ITBM





No comments:

Post a Comment