Tuesday 19 February 2013

Anugerah-Mu (Ketuhanan)

Aku memang merindukan taman tulip di kotamu
warna-warna itu telah menjadi grafiti dan artefak
di dalam sukma.

Ketika aku merapatkan selaput mata, naluri ini
menjadi akar-akar serambi yang halus dalam
senyap tumbuh dan mencengkam tanah gembur.

Dapatkan kubayangkan puncak nabaluku
dan menyentuhnya, kau adalah sehelai sutera
yang lembut.

Sabarlah manis, aku perlu waktu, bulu-buluku
baru tumbuh di kedua kepak ini. Sambil aku
memandang lautan samudera dan mata angin.

Aku telah kembali dan mencium udaramu
rongga dadaku turun naik menikmati anugerah-Mu
di jalan pulang.

Aduhai manisku, malam-malam tiba bukan
malam yang gerun. Aku menunggumu dengan
kasih. Indahnya aku mulai bermimpi.

Aku sedar memang banyak yang belum
dapat kutunaikan. Tapi Engkau, Tuhan Rahman,
selalu menerima kelemahan dan kekurangan ini.

Mengapa aku harus gusar?
Tiap malam tiba dengan rembulan dan siang
datang dengan mentari dara, kau berikan
aku langit dan bumi. Itu lebih dari cukup.

Kota Kinabalu
19 Februari 2010
*AP BBSS



No comments:

Post a Comment