Saturday 16 February 2013

Suaramu Dan Suaraku Berpadu (suasana)*

Kau makin diam dan duduk sendiri melihat
realiti berjalan di depan matamu. Kau tak
menegur, apa lagi memanggilmu. Lebih
baik diam dari berkata-kata. Sukma
adalah gua yang panjang dan ada jalan
kalau memang kau mau melihatnya. Di
dinding gua itu ada banyak grafiti dan
kalimat-kalimat pendek dan padat, tapi
hidup selamanya. Kau telah memahat
pelbagai rasa dan impian. Mulanya ia
hanya seperti sebuah dairi dan dibacakan
sendiri. Tapi sekarang katamu, gua di dalam
sukma ini telah menerima tamu, kau boleh
membaca tentang ketidakadilan yang
terbungkus dari penglihatan mata. Kau,
suaramu pun kecil. Tapi paduan suaramu
menggegarkan bumi di bawah telapak
kaki dan gemuruh guntur di langit. Kau
akan menitipkan suaramu pada langit,
biar semua orang dapat membacanya.
Suaramu dan suaraku berpadu. Lebih
dari riak air di kolam, lebih dari kocak
air di malam gelap di tengah laut, lebih
dari debur ombak di pantai. Suara kami
adalah suara dari hutan jati, dari lembah
gunung, dari kepulauan sepi di lautan.
Suara ini tak pernah derhaka. Suara ini
adalah angin dari lembah, penyejuk
keringat dan rasa nyaman. Ia bukan
suara mentera dan tak juga menjanjikan
apa-apa. Suaranya ringkas dan padat.
Cinta dan kasih sayang. Ia telah menakluki
sukmamu.

Kota Kinabalu
17 Februari 2013
*ITBM

No comments:

Post a Comment