Friday 3 May 2019

Tiga Rasa*

Bagai singa yang siap menerkam mangsanya dalam takaran waktu. Malam-malam durjana jadi pedang Yazid, dihayun di udara jadi algojo tanpa ampun. Kalau ia kata adalah panah-panah api yang akan dilepaskan dengan amarah.


Ia telah menjadi gunung berapi meletup tanpa diduga, dari mulutmu debu belerang yang menghisap kepul-kepul udara. Dan rongga dadamu kempis dan terdesak. Aduhai tanah kau berdiri seperti gelombang lautan ingin menenggelamkanmu tanpa ampun.

Kini ia adalah lapangan selepas Perang. Kamu pula adalah sepasang mata di saat-saat nazab. Persoalannya kebenaran itu suara hati mimpi benar dan ke jalan pulang.
Aduhai saudaraku, biarkan kata dan tindakanmu beralas penyucian ragamu dan tawajuh. Biarkan dirimu adalah benar-benar air terjun sejuk dan manis mengalir damai ke dalam kalbu.

Kota Marudu
April 2019

No comments:

Post a Comment