Sunday 18 October 2015

Jerebu Tebal (Cemar)

Jerebu tebal telah turun
pada mata hitammu
rimba raya menangis
sepanjang malam
adakah yang peduli
sekalipun kau berterus terang
siang seperti neraka yang
terus mencengkam
belum ada isyarat
langit akan berubah
kota kemegahanmu
tenggelam tak bertali.

Kamu tak peduli
sekalipun suara protes
berkumandang
di langit dan bumi leluhur
hutan masih terbakar hanggus
berapa lama lagi kami
harus berdiam
kamu telah diingatkan
kamu datang
menceroboh ruang angkasa
ini adalah pencemaran
kamu telah mengotori udara
kami lemas di halaman sendiri
sekolah-sekolah ditutup dan
anak-anak kami diberi cuti.

Hentikan membakar hutan
Hentikan mengirim jerebu
langit kami mendung bukan
kerana hujan nak turun
Waktu terus berputar dan
kepala kami ikut pusing
dada kami penuh jerebu
tapi kamu masih tak peduli.

Kembalikan langit biru
kembalikan udara pergunungan
waktunya kamu mendengar kami
biarkan Nusantara bebas jerebu
kami melihat tindakanmu
kami tak akan lupa
tanah leluhurmu pun tak lupa
kamu telah membakar hanggus
rimba rayamu
bukankah ini satu kegilaan?


*Dkirimkan ke NST pada 20 Otober 2015






No comments:

Post a Comment