Tuesday 17 September 2019

Cerita kelapa merdeka

Anakku bertanya tentang cerita kelapa merdeka yang
tahan lasak dan kebal dari segala musim. Ia adalah sebiji
kelapa yang jatuh dari samawi di lautan bumi perseda.

Aku namakan ia kelapa merdeka, tiada benci dan dendam
kesumat, berlenggang ikut arus tanpa peduli badai dan
gelombang, lagunya sayang dan damai.

Anakku bertanya apakah cerita kelapa merdeka, legenda
Karuhai bumi kedayan, bijak dan perkasa, kasih ibu
merangkumi benua, meraih samawi.

Ya, anakku, ia adalah kelapa merdeka tanpa GPS dan tidak
dipengaruhi sekeliling. Gelombang laut, pantai dan lembah
menunggu datangnya sang kelapa merdeka, kerana
airnya manis pelepas dahaga zaman.

Tiap pantai dan pulau rindu dan tiap kalbu bertanya-tanya,
apakah isyarat itu telah sempurna.

Di malam kemerdekaan, anakku telah bermimpi, seorang
waliullah berkata pada sang anak. Kemerdekaanmu adalah
mahkota keadilan di menara tinggi, kasih sayangnya adalah
bumi merekah.

Aku berkata pada anakku, apakah kau ingin jadi kelapa
merdeka yang memberi, tidak pernah khianat dan holoba.

Kelapa merdeka akan tumbuh di mana-mana jadi pohon tak
berubah sekalipun di pulau sepi atau di bumi kenyangan, ia
tetap kelapda merdeka dan semua yang ada padanya buat
kamu.

Ya, ayahmu.

*Puisi ini dideklamasi pada Malam puisi Ambang Merdeka Kedua,pada 30 Ogos 2019, di Hotel Promenade .


No comments:

Post a Comment