Cinta (Pasifik)

Indah itu sebuah pertemuan begini memang buruan

sang kekasih yang merelakan sebuah pengorbanan
benih rimba yang bercambah pada kaki bukit,
lembah subur, gaung dan pada keratan batu di gunung.
Malam beradu siang memacu kita dalam debar juang
meraih garis penamat minum dari piala hidup.

Bukankah kita penyaksi dan aktor sejarah
pengamat lincah yang tekun atau penurut yang pasif.
Seorang ayah membaca nota puteranya
yang terpapar pada dinding langit
terompah kemanusiaan tersandung
hari-hari menggeledak dan jiwanya yang gersang.
Memital cinta memanggil perjuangan
meminta pengorbanan dan menjanjikan sebuah harapan.
Dendam kesumat tokongan air membusuk berhenti mengalir
dan meranapkan sebuah cinta, cita dan prinsip.

Mau apa lagi dan harus ke mana kau mencari?
Menabur benih benci dan rasa takut hati terpaut mudah
digemburkan dalam nasib sebuah bangsa, sesal seorang teman.
Kasih-sayang melebarkan sayapmu pada alam sejagat
membenamkan rasa benci, dendam kesumat ke kawah gunung berapi.
Cinta ummah yang satu kembang setanggi pada udara langit-Mu.

Honiara
24 September 2010