Langit gelap berhalilintar
perbualan kita mengedip sengketa
pertemuan bukan lagi pertemuan
tiada lagi adat duduk bersila makan di pojokan.
Jalanan lumpur berpaya
menjauhkan mimpi-mimpi di malam curiga.
Jika pintu masih terselak keburu cahaya
masihkah kau mampu menggenggam damai?
Para pandit naik kenyangan
menujum matahari langit biru malam purnama.
Siapa mau menyendiri ke bintang-bintang
berbaring pada tanah sebidang?
Tepok pundak lelah sendiri
membiarkan sengketa menunggu di anak tangga!
Sayang, sayang, malam durjana
dalam kerdip ada serigala mengintip.
Kekasih, kandunglah diriku dalam diri-Mu
kau tak akan kendur, saudaraku
menaksir lembah hijau, pulau teduh, mereka
pantai impian, langit berbintang, bulan dan matahari
kerana ia masih beriya menelur dendam sengketa.
Queanbeyan NSW
24 Februari 2011
*ITBM Jun 2015
pertemuan bukan lagi pertemuan
tiada lagi adat duduk bersila makan di pojokan.
Jalanan lumpur berpaya
menjauhkan mimpi-mimpi di malam curiga.
Jika pintu masih terselak keburu cahaya
masihkah kau mampu menggenggam damai?
Para pandit naik kenyangan
menujum matahari langit biru malam purnama.
Siapa mau menyendiri ke bintang-bintang
berbaring pada tanah sebidang?
Tepok pundak lelah sendiri
membiarkan sengketa menunggu di anak tangga!
Sayang, sayang, malam durjana
dalam kerdip ada serigala mengintip.
Kekasih, kandunglah diriku dalam diri-Mu
kau tak akan kendur, saudaraku
menaksir lembah hijau, pulau teduh, mereka
pantai impian, langit berbintang, bulan dan matahari
kerana ia masih beriya menelur dendam sengketa.
Queanbeyan NSW
24 Februari 2011
*ITBM Jun 2015
No comments:
Post a Comment