Sunday, 13 March 2011

Sahabat Lama Puisi Buat Anak Alam (Dedikasi)


Bunyi gendang perlahan 
dan meninggi pentas kosong
penari topeng ke tengah penonton,
diam, lalu puisi pun mengalir.

Pemburu Perkasa,
Malam Bantal Impian,
Angin Kering,
Si Kebayan
Pintu Tertutup,
Si Bongkok Tanjung Puteri.

Mimpimu pada kanvas
Hitam Putih Gajah rupawan.
Sungai Mekong
kupanggil namamu
rahsia pada muara.
Kata-kata dan warna bersatu
dalam gerak dan cahaya
kedatanganmu tanpa diundang
dan pergimu tanpa pamit.

Cak, cak, cak, dong, dong, dong
mantera kehilangan makna
Ia menikahi malam majnun
yang menggoda dan harum.
Kelip-Kelap, siapakah yang
mencari sinar di malam kelam?

Rindu menggoda imaginasimu.
Alam Anak pasrah pada warna
dari kejauhan ini.

Kerinduan menambat sebuah impian.
Keterlupaan itu, mengendap
ketika diri tak menyangka.
Yang kukenal dan tak kenal,
kita pelaku mewakili zamannya.

Waktu yang menitis
di jalan pulang senja
yang merangkak.

Anak Alam menenun esok
dari sulaman masa lalu
dan sekarang.


Queanbeyan
NSW
3 March 2011


*Volume 4

No comments:

Post a Comment