Celak-celak laut tenang pagi
jalur bekas kapal belayar tanpa pamit
ia seret kata-kata luka
mencari suaka di celah-celah langit.
Manis untuk yang manis menipis sirna
cinta kental kemarau melarut
rasa pedihmu pecahan cermin
air telah lama terbendung di situ.
II
Pada langit engkau menyulam esuk
tamanmu udara musim bunga
nafasmu matahari mekar
bagai burung terbang melayari angin.
Manisku kutuai
pada gelombang waktu
Kata-kata itu berdenyut
terucap dan ditafsirkan.
III
Kilat matahari di permukaan laut
asyik bangau di laut surut
aku terkesima.
Cinta, masihkah kau bermimpi
atau mencari dirimu
dalam baju lesu sepatu lama
damailah, di malam sattari.
Honiara
26 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment