Tuesday, 15 March 2011

Akur* (Cinta)

Sekalipun aku bukan tamu
terasa keterasingan itu
membujuk  kerinduan
akhirnya menjadi medan selera
ketika aku memberi salam
halamanmu hening
tetapi getaran itu
melunakkan sebuah senyum
pada riak wajah menyulam rahsia
yang lebur pada panggilan waktu.

Pertemuan ini membuka
pintu waktu yang terselir
kami memancing kenangan
lalu menghamparkannya
ia memperingatkan
pohon mangga manis di halaman
cempedak kering dari kampung
ketika makan disajikan
jeruk bambangan dan ambuyat.

Malam pun bergumpal
kisah-kisah silam hanyut
bagai tak ingin dilepaskan
selepas fajar akhirnya
aku mengucap salam
kipas angin telah kumatikan
perjalanan dimulai lagi.
kusorot mata tuamu
pada wajah selalu tersenyum
kami pun akur menerima.

Sandakan
29 Ogos 2010


No comments:

Post a Comment