lalu-lalang
jarang yang duduk
matamu melebar
lalu berkata, wah!
berbelanja mewah
tanpa berfikir.
Ketika lampu hijau
mereka menerobos
dari beberapa pepenjuru
bagai tersentuh sarang kerangga
aku hanyut dalam banjir
manusia tanpa wajah
Shibuya menjelang senja
cahaya tindih-menindih
bagai warna terpulas
pada mata yang letih.
Aku tergerak
pada bentuk dan adab
antara tradisi, kemajuan
dan dunia konsumer
ketika aku terhimpit
mulai terasa
manja pada halaman luas
dan langit terbuka.
Shibuya
senantiasa remaja
aku tenggelam
dalam cahayamu.
Shibuya
Tokyo.
4 September 2010
*telah diterbitkan dalam antologi Kuntum Kasih diselenggarakan oleh Kathirina Susanna Tati, Metro Media Publications & Services, 2013
jarang yang duduk
matamu melebar
lalu berkata, wah!
berbelanja mewah
tanpa berfikir.
Ketika lampu hijau
mereka menerobos
dari beberapa pepenjuru
bagai tersentuh sarang kerangga
aku hanyut dalam banjir
manusia tanpa wajah
Shibuya menjelang senja
cahaya tindih-menindih
bagai warna terpulas
pada mata yang letih.
Aku tergerak
pada bentuk dan adab
antara tradisi, kemajuan
dan dunia konsumer
ketika aku terhimpit
mulai terasa
manja pada halaman luas
dan langit terbuka.
Shibuya
senantiasa remaja
aku tenggelam
dalam cahayamu.
Shibuya
Tokyo.
4 September 2010
*telah diterbitkan dalam antologi Kuntum Kasih diselenggarakan oleh Kathirina Susanna Tati, Metro Media Publications & Services, 2013
No comments:
Post a Comment