Kutatap bola matamu menafsir gerak dan kerdip
menghimpun kelangsungan sebuah cerita yang belum selesai
malam pun menghamparkan isi hatinya
pada malam Ramadhan al Mubarak
pada malam kemerdekaan.
Aku puas hanya menatap kau mengunyah dan melayani selera
kalau tidak merasai picitkan tangan pada bahu dan kepala
nasihatmu mengalir dingin dalam urat nadi
kami adalah sambungan nafas dan mimpimu.
Kalau bunga, kau bunga raya merah
yang tumbuh di tanah tradisi
sekalipun rumahmu tak ada perhiasan
berandamu luas tanah di jelapang
kini di rumah cucumu punya cermin
mereka semankin menyukainya pula.
Ketika kau mencium dahiku
kubalas dakapan sepenuh purnama
pada itikaf Ramadhan al Mubarak
pada hari kemerdekaan
kau selalu membisikan satu kata...
Kota Kinabalu/Kuala Lumpur
1 September 2010
menghimpun kelangsungan sebuah cerita yang belum selesai
malam pun menghamparkan isi hatinya
pada malam Ramadhan al Mubarak
pada malam kemerdekaan.
Aku puas hanya menatap kau mengunyah dan melayani selera
kalau tidak merasai picitkan tangan pada bahu dan kepala
nasihatmu mengalir dingin dalam urat nadi
kami adalah sambungan nafas dan mimpimu.
Kalau bunga, kau bunga raya merah
yang tumbuh di tanah tradisi
sekalipun rumahmu tak ada perhiasan
berandamu luas tanah di jelapang
kini di rumah cucumu punya cermin
mereka semankin menyukainya pula.
Ketika kau mencium dahiku
kubalas dakapan sepenuh purnama
pada itikaf Ramadhan al Mubarak
pada hari kemerdekaan
kau selalu membisikan satu kata...
Kota Kinabalu/Kuala Lumpur
1 September 2010
No comments:
Post a Comment