Anak bulan di jendela langit
hati membisik lidah melafazkan
kita yang meraih barkat malam-malam juita
lailatul qadr memencar dan meresap
pada dinding gunung iman
dalam sedu-sedan hati yang gelisah
mengejar sinar samawi
gundahnya sebuah doa
malam tafakur Ramadhan al mubarak
jauhnya perjalanan seorang musafir
tiap perhentian langitmu gusar
pada gemerlapan bintang kekasih sang nahkoda
menantang gelombang dan badai di langit baru
aku mengilap hati sendiri.
Engkaulah penyimpan rahsia malamku
Engkaulah pelipur lara siang langit biru
Engkaulah membuka pintu dengan senyum
Engkaulah pendengar syair-syair hati yang terpanah.
Aid Mubarak
sekalipun kita tak sempat bersalam.
Honiara
2010
*antologi RM & SS
hati membisik lidah melafazkan
kita yang meraih barkat malam-malam juita
lailatul qadr memencar dan meresap
pada dinding gunung iman
dalam sedu-sedan hati yang gelisah
mengejar sinar samawi
gundahnya sebuah doa
malam tafakur Ramadhan al mubarak
jauhnya perjalanan seorang musafir
tiap perhentian langitmu gusar
pada gemerlapan bintang kekasih sang nahkoda
menantang gelombang dan badai di langit baru
aku mengilap hati sendiri.
Engkaulah penyimpan rahsia malamku
Engkaulah pelipur lara siang langit biru
Engkaulah membuka pintu dengan senyum
Engkaulah pendengar syair-syair hati yang terpanah.
Aid Mubarak
sekalipun kita tak sempat bersalam.
Honiara
2010
*antologi RM & SS
No comments:
Post a Comment