Selepas fajar belantara dingin langit rela cahaya kekasih terusik
siang datang seperti tamu setiap langkah saksi bunga lilly pada kolam
ketenangan hati perampuannya tersentuh tiap titisan lilin pada kanvas putih
seluruh raganya meresap lembut pada gerak tangan mencipta
di serambi itu ia membatik pada dada langit.
Di mana kudapat keindahan warna dan kekayaan jiwamu
mengalir pada sebuah karya keelokan keperampuananmu
kekasih, aku mencintaimu, bagai hamparan batik tulis
kalau ini membuatku majnun samasekali aku tak menyesal.
Wahai kekasih, aku terpanah tanpa tersiksa meresap
kita sepasang kekasih memadamkan bibit benci durjana
bukankah ini kekuatan menolong yang membasah dahaga
Aku dan kau sebenarnya tak terpisah dari citarasa sama
darah kita lilin batik mengalir pada kanvasmu, cinta majnun!
Honiara
September 2010
*antologi RM & SS
siang datang seperti tamu setiap langkah saksi bunga lilly pada kolam
ketenangan hati perampuannya tersentuh tiap titisan lilin pada kanvas putih
seluruh raganya meresap lembut pada gerak tangan mencipta
di serambi itu ia membatik pada dada langit.
Di mana kudapat keindahan warna dan kekayaan jiwamu
mengalir pada sebuah karya keelokan keperampuananmu
kekasih, aku mencintaimu, bagai hamparan batik tulis
kalau ini membuatku majnun samasekali aku tak menyesal.
Wahai kekasih, aku terpanah tanpa tersiksa meresap
kita sepasang kekasih memadamkan bibit benci durjana
bukankah ini kekuatan menolong yang membasah dahaga
Aku dan kau sebenarnya tak terpisah dari citarasa sama
darah kita lilin batik mengalir pada kanvasmu, cinta majnun!
Honiara
September 2010
*antologi RM & SS
No comments:
Post a Comment