Hujan jauh di puncak bukit mengalir
menuruni sungai berlumpur ke kuala
mengheret segala tanpa kompromi
satu kekuatan datang tak dapat dihalangi.
Kau menyaksikan ketika amarah air
melunsur jauh menghentam dinding kota
mengoncang sukma dan meregut maut
mengikis harapanmu di musim hujan.
Di tanah pedalaman hujan pun tak berhenti
kebimbangan empanganmu akan pecah
desa-desa mulai terapung di tanah peribumi
suara penghuni rimba raya mulai bergema.
Ketika alam tak terkawal dan berlenggang
peringatan datang tak berhenti di depan pintu
tapi kau masih berdalih dan menidakkan
tindakanmu telah melampau selama ini.
*Tersiar Di New Sabah Times 16 August 2015
No comments:
Post a Comment