Ketika kau berdepan dengan mata amarah
dalam kalbunya mengalir dendam
kata-katanya percikan api dan wap letupan
sentuhannya menyala dan terbakar.
Malamnya jadi kabut dan kemurungan
kedamaiannya sirna dan terperangkap
tiada keindahan dalam pengucapan
tindakan bergerak seperti lava gunung.
Tanahnya kering dan ranting patah
kemarau mencengkam sampai ke akar tunjang
islah hanya bermula pada hati tawajuh
pintu samawi sentiasa terbuka.
Malam-malam derhaka terkurung
kejahilan mencengkam mata rohani
memisahkan diri dan menjauh
selamanya kehilangan landasan berpijak.
Jalan ke puncak mendorongmu
pegang tali samawi dan melangkah
tiap degupmu merubah langitmu
kehadiranmu merubah bumi selamanya.
This collection of poetry is the work of Sabahuddin Senin. All the poems are copyright of the poet. Any publication must get permission from the poet. Most of the poems are written in the Malay language. Sabahuddin Senin is a writer from East Malaysia, Sabah.He studied at the Universiti Sains Malaysia, Penang, NIDA, University New South Wales and the Australian National University, Canberra. He spends most of his time in Malaysia, Australia and Solomon Islands. 13th April, 2011
Wednesday, 25 April 2018
Tuesday, 24 April 2018
Negeri Qurub Samawi* (Tawajuh)
Negeri qurub samawi
tazkirah di malam uzlah
bintang-bintang tajalli
kembang bunga taman tawajuh
damai, pada kekuatan gunung
islah tiap langkah
musafir minum di oasis mutaki
mengalahkan amarah.
Purnama genap
mengusir kegelapan
di sepanjang jalan hayat
panah-panah samawi
tepat pada sasaran
kembali kepada tauhid
hujan telah turun
tepat pada masa.
Engkau ada dalam tiap
kata dan kalimat
rindu pencinta
tak pernah padam
kekasih yang rebah
di riba malam-malam Ramadan.
Kota Marudu
April 2018
tazkirah di malam uzlah
bintang-bintang tajalli
kembang bunga taman tawajuh
damai, pada kekuatan gunung
islah tiap langkah
musafir minum di oasis mutaki
mengalahkan amarah.
Purnama genap
mengusir kegelapan
di sepanjang jalan hayat
panah-panah samawi
tepat pada sasaran
kembali kepada tauhid
hujan telah turun
tepat pada masa.
Engkau ada dalam tiap
kata dan kalimat
rindu pencinta
tak pernah padam
kekasih yang rebah
di riba malam-malam Ramadan.
Kota Marudu
April 2018
Monday, 23 April 2018
Penafsiran*(Tawajuh)
Ilmu seperti sungai yang mengalir
ketika kau putuskan
suara hatimu telah sampai
di garis terakhir
lalu kau ucapkan kalimat tauhid
setenang danau di waktu malam.
Kau pegang tali samawi
hingga pelabuhan terakhir
beristinbak dengan tawajuh
tiap huruf berdiri sendiri
dalam lautan hikmah
dan nur-Nya adalah kedamaian.
Kota Marudu
March 2018
ketika kau putuskan
suara hatimu telah sampai
di garis terakhir
lalu kau ucapkan kalimat tauhid
setenang danau di waktu malam.
Kau pegang tali samawi
hingga pelabuhan terakhir
beristinbak dengan tawajuh
tiap huruf berdiri sendiri
dalam lautan hikmah
dan nur-Nya adalah kedamaian.
Kota Marudu
March 2018
Pintu Firasat Terbuka Ramadan*
Dari samawi turun salam
bumi menerimamu sebagai kurnia
tajalli-Mu meresap dalam kalbu
pintu firasat terbuka.
Ramadan Al Mubarak
anak bulan khalis di penjuru langit
bermula satu azam
kemenangan yang akan sempurna
perutusan yang bersambut.
Malam-malam tawajuh
doa-doa mutaki
di sajadah rindu
rahasia nubuwatan
siang yang damai
bagai buku yang terbuka.
Kota Marudu
April 2018
bumi menerimamu sebagai kurnia
tajalli-Mu meresap dalam kalbu
pintu firasat terbuka.
Ramadan Al Mubarak
anak bulan khalis di penjuru langit
bermula satu azam
kemenangan yang akan sempurna
perutusan yang bersambut.
Malam-malam tawajuh
doa-doa mutaki
di sajadah rindu
rahasia nubuwatan
siang yang damai
bagai buku yang terbuka.
Kota Marudu
April 2018
Sunday, 22 April 2018
Ikan Kekeringan Air* (Tawajuh)
Malam tak selalu dipenuhi bintang
siang pula selalu penuh dengan kejutan
kau cari perlindungan pada rimba
dalam diam membuka halamannya.
Tidakkah kau dengar
darah yang memberkas pada tiap langkahmu
kedamaian kalbumu
telah dirampas.
Ikan kekeringan air
gempa yang mengusir mimpi-mimpimu
tapi kau masih bisa tersenyum
mengucap salam pada tetamu siang itu.
Kota Marudu
2018
siang pula selalu penuh dengan kejutan
kau cari perlindungan pada rimba
dalam diam membuka halamannya.
Tidakkah kau dengar
darah yang memberkas pada tiap langkahmu
kedamaian kalbumu
telah dirampas.
Ikan kekeringan air
gempa yang mengusir mimpi-mimpimu
tapi kau masih bisa tersenyum
mengucap salam pada tetamu siang itu.
Kota Marudu
2018
Thursday, 19 April 2018
Rohingya, Aku Tak Akan Bertanya Lagi*
aku tak akan bertanya lagi
luka-lukamu telah membumi
tajalli samawi telah tersingkap
bulan tawajuh
khalis anak Rohingya
aku tak akan bertanya lagi
ribut gunung telah beralih
kancah api menjadi debu
suaramu terkumpul
jadi kekuatan gelombang lautan.
aku tak akan bertanya lagi
perang, api yang menjulang
dendam sampai ke puncaknya
adalah kegilaan tak terkawal.
aku tak akan bertanya lagi
kau pun tak akan sampai ke tepian
karam pada muatan amarahmu
Rohingya, jalan pulang masih ada.
Kota Marudu
20 April 2018
luka-lukamu telah membumi
tajalli samawi telah tersingkap
bulan tawajuh
khalis anak Rohingya
aku tak akan bertanya lagi
ribut gunung telah beralih
kancah api menjadi debu
suaramu terkumpul
jadi kekuatan gelombang lautan.
aku tak akan bertanya lagi
perang, api yang menjulang
dendam sampai ke puncaknya
adalah kegilaan tak terkawal.
aku tak akan bertanya lagi
kau pun tak akan sampai ke tepian
karam pada muatan amarahmu
Rohingya, jalan pulang masih ada.
Kota Marudu
20 April 2018
Anak Rohingya Masih Bertanya*
Anak Rohingya masih bertanya
tentang gunung khalisnya
dan lembah sungai
tapi sang ayah masih diam
dan menatap matanya.
Malam pudar
mimpi anak rohingya
melayang seperti burung
merantau di bumi asing.
Anak Rohingya masih bertanya
bila kita pulang
rindunya menyala dalam
mimpi dan harapannya
seperti igau di malam hari
tak berhenti.
Anak Rohingya masih bertanya
pada malam
dan siang
perang masih berkecamuk.
Mengapa perang
Sang ayah tak menjawab.
Kota Marudu
10 April 2018
tentang gunung khalisnya
dan lembah sungai
tapi sang ayah masih diam
dan menatap matanya.
Malam pudar
mimpi anak rohingya
melayang seperti burung
merantau di bumi asing.
Anak Rohingya masih bertanya
bila kita pulang
rindunya menyala dalam
mimpi dan harapannya
seperti igau di malam hari
tak berhenti.
Anak Rohingya masih bertanya
pada malam
dan siang
perang masih berkecamuk.
Mengapa perang
Sang ayah tak menjawab.
Kota Marudu
10 April 2018
Tuesday, 17 April 2018
Rohingya, Langitmu Merah*
Apa pun tindakan dan kata-katamu
tidak ada kebenaran
samasekali siasat licik
kezaliman dan dendam.
Kejahatan di siang hari
seperti letusan belerang
dan debu racun yang menuba
pada tiap penjuru.
Hari ini kau menertawakan
dan membodohkan Rohingya
ancaman dan ugutan
mengusirnya dari bumi leluhur.
Halaman sejarah penuh
dengan darah dan amarah
gerhana penuh di langit Myanmar
langitmu merah.
Samawi tak akan membiarkan
langit Rohingya gelap di sepanjang zaman
tapi, darah yang tumpah
tak akan membunuh Rohingya.
Kota Marudu
April 2018
tidak ada kebenaran
samasekali siasat licik
kezaliman dan dendam.
Kejahatan di siang hari
seperti letusan belerang
dan debu racun yang menuba
pada tiap penjuru.
Hari ini kau menertawakan
dan membodohkan Rohingya
ancaman dan ugutan
mengusirnya dari bumi leluhur.
Halaman sejarah penuh
dengan darah dan amarah
gerhana penuh di langit Myanmar
langitmu merah.
Samawi tak akan membiarkan
langit Rohingya gelap di sepanjang zaman
tapi, darah yang tumpah
tak akan membunuh Rohingya.
Kota Marudu
April 2018
Getaran Rohingya*
Gemamu telah melangkahi gunung
lautan dan rimba raya
gelombang waktu telah
merubah samasekali arah tuju.
Akulah seledang di medan
api yang mengganas
padam sebelum
sempadan kalbu Rohingya.
Aku tak akan menutup mulut
biar gegendang telingamu
hanggus oleh lahar samawi
kata-kata ini turun pada anak-anak Rohingya.
Nilai pengorbanan ini
bukan perjuangan hanya satu malam
dan berhenti di pojokan manusia yang tewas
tiap mimbar terbuka kau dengar suara Rohingya.
Myanmar, api-api dustamu
tak akan bertahan lama
dalam satu malam
segala-galanya hilang kekuatan,
Rohingya, Rohingya
nazammu makin lunak didengar
kesabaranmu menjadi gunung bertahan
selamanya kau bukan bangsa yang kalah.
Kota Marudu
17 April 2018
lautan dan rimba raya
gelombang waktu telah
merubah samasekali arah tuju.
Akulah seledang di medan
api yang mengganas
padam sebelum
sempadan kalbu Rohingya.
Aku tak akan menutup mulut
biar gegendang telingamu
hanggus oleh lahar samawi
kata-kata ini turun pada anak-anak Rohingya.
Nilai pengorbanan ini
bukan perjuangan hanya satu malam
dan berhenti di pojokan manusia yang tewas
tiap mimbar terbuka kau dengar suara Rohingya.
Myanmar, api-api dustamu
tak akan bertahan lama
dalam satu malam
segala-galanya hilang kekuatan,
Rohingya, Rohingya
nazammu makin lunak didengar
kesabaranmu menjadi gunung bertahan
selamanya kau bukan bangsa yang kalah.
Kota Marudu
17 April 2018
Monday, 16 April 2018
Rohingya Melangkah Sempadan Kalbunya*
Rohingya tak akan menyerah
mengikis bangsanya di halaman sejarah
kekuasaan dunia sekalipun
menutup pintu dan hadirmu.
Kau, bertahan
siasatnya tak akan mengubah
haluan sejarahmu
kemenangan yang dikorbarkan itu
pendek.
Dalam takaran waktu
Myanmar, akhirnya tunduk
dan menjilat kulitnya sendiri
dari luka-luka kezalimannya sendiri.
Rohingya, kau sabar
sekalipun harus menunggu
malam yang panjang
pasti di ufuk turun fajar kemenanganmu.
Kota Marudu
April 2018
Rohingya, Mimpimu Terus Hidup*
Matahari tak akan berhenti bersinar
sekalipun musim tengkujuh panjang
suatu masa ia berakhir
mimpi buruk itu pun berlalu.
Tiap hari di pengasingan ini
Rohingya tak akan berhenti
rindu pada tanah leluhur
dan kemerdekaan sebuah bangsa.
Biar suaramu terus didengar
biar hadirmu disedari
mimpimu terus hidup
turun-temurun.
Duka-laramu adalah peringatan
tertulis ataupun tidak
hidup dalam memori
sejarah Rohingya sepanjang zaman.
Jangan pernah berhenti
doa-doa Rohingya
pada samawi dan rimbunan hijau
perjuangan tak akan pernah bertitik.
Kota Marudu
April 2018
sekalipun musim tengkujuh panjang
suatu masa ia berakhir
mimpi buruk itu pun berlalu.
Tiap hari di pengasingan ini
Rohingya tak akan berhenti
rindu pada tanah leluhur
dan kemerdekaan sebuah bangsa.
Biar suaramu terus didengar
biar hadirmu disedari
mimpimu terus hidup
turun-temurun.
Duka-laramu adalah peringatan
tertulis ataupun tidak
hidup dalam memori
sejarah Rohingya sepanjang zaman.
Jangan pernah berhenti
doa-doa Rohingya
pada samawi dan rimbunan hijau
perjuangan tak akan pernah bertitik.
Kota Marudu
April 2018
Wednesday, 11 April 2018
Tajalli Samawi* (Tawajuh)
Aku tunggu pada kedatanganmu
pada pertukaran malam
hadirmu adalah suatu kurnia
tidak pernahkah aku menutup
pintu iradah-Mu
seribu malam, malam tawajuh
perjuangan maha hebat
tajalli samawi telah turun
air khalis meresap pada dinding kalbu.
Kalimatmu pulang sebagai tombak
istidraj dalam takaran waktu
kekuatan ini bukan pada
pedang
kelanjutan hadir kurnia
kemenangan mengalahkan
nafsu amarah
Ramadan Al Mubarak
air dingin melegakan
dahaga seorang musafir.
Kota Marudu
April 2018
pada pertukaran malam
hadirmu adalah suatu kurnia
tidak pernahkah aku menutup
pintu iradah-Mu
seribu malam, malam tawajuh
perjuangan maha hebat
tajalli samawi telah turun
air khalis meresap pada dinding kalbu.
Kalimatmu pulang sebagai tombak
istidraj dalam takaran waktu
kekuatan ini bukan pada
pedang
kelanjutan hadir kurnia
kemenangan mengalahkan
nafsu amarah
Ramadan Al Mubarak
air dingin melegakan
dahaga seorang musafir.
Kota Marudu
April 2018
Tuesday, 3 April 2018
Demo Anak Pelastine*
Matahari masih membakar di Tanah Palestine
bulan purnamamu masih dalam mimpi gerun
dadamu seperti gunung berapi yang akan meletus
keresahan yang belum berakhir.
Meluru ke barisan depan
tanpa peduli sasaran peluru
terasa kau tak ingin menunggu
tiap persoalan kau inginkan jawabnya.
Kau lihat korban berjatuhan
gema suaramu meraung di langit angkasa
jiwamu menjadi bumi
tak akan terkalahkan.
Nilai
4 April 2018
bulan purnamamu masih dalam mimpi gerun
dadamu seperti gunung berapi yang akan meletus
keresahan yang belum berakhir.
Meluru ke barisan depan
tanpa peduli sasaran peluru
terasa kau tak ingin menunggu
tiap persoalan kau inginkan jawabnya.
Kau lihat korban berjatuhan
gema suaramu meraung di langit angkasa
jiwamu menjadi bumi
tak akan terkalahkan.
Nilai
4 April 2018
Subscribe to:
Posts (Atom)